E4dnvrAwvdvDS3wfo3AUgmwlmSwYDYTwowbFAFef

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Ikan Tenggiri di Pasar

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Ikan Tenggiri di Pasar


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Ikan Tenggiri di Pasar. Dulu gue pikir harga ikan tuh ya gitu-gitu aja. Naik dikit pas Lebaran, turun dikit pas musim hujan. Tapi kenyataannya? Nggak sesimpel itu, bro. Apalagi kalau kita ngomongin ikan tenggiri, si primadona dapur yang dagingnya padat, gurih, dan bisa masuk ke segala masakan dari pempek sampai otak-otak.


1. Musim dan Cuaca: Musuh Nomor Satu Harga Stabil

Ini sih klasik, tapi penting banget. Gue pernah ngincer tenggiri buat acara keluarga, eh pas ke pasar, harganya naik dua kali lipat. Kenapa? “Laut lagi nggak bersahabat, Bu,” kata si pedagang sambil senyum tipis.


Ya gimana, kalau cuaca lagi jelek, nelayan banyak yang nggak berani melaut. Ombak gede, angin kencang. Apalagi kalau udah masuk musim barat atau timur ekstrem, jangan harap stok tenggiri segar bakal melimpah.


Jadi, tips dari gue: kalau kamu butuh tenggiri buat acara penting, beli jauh-jauh hari pas musim tenang. Simpan di freezer.


Cuaca buruk juga berpengaruh langsung ke hasil tangkapan harian. Dalam satu trip bisa dapet cuma separuh dari biasanya. Kalau pasokan turun tapi permintaan tetap tinggi, boom—harga naik.


2. Lokasi Penangkapan dan Distribusi: Jauh di Mata, Mahal di Harga

Gue pernah ke Ambon dan makan tenggiri segar yang harganya murah banget. Tapi begitu balik ke kota, harga per kilonya kayak ngeluarin uang jajan seminggu. Kenapa? Karena biaya distribusi.


Tenggiri biasanya ditangkap di perairan dalam atau pesisir tertentu seperti Sulawesi, Maluku, atau Laut Flores. Dari sana, butuh biaya buat:


  • Bahan bakar kapal,
  • Pendingin atau es batu buat jaga kesegaran,
  • Biaya transportasi laut + darat ke pasar induk.


Semua itu ditumpuk ke harga akhir. Semakin jauh lokasinya dari pusat distribusi utama, semakin mahal tenggirinya.


Dan jangan lupakan jalan rusak, pelabuhan over capacity, dan biaya pungutan liar yang, ya, realita aja deh.


3. Permintaan Konsumen: Tenggiri Bukan Sekadar Ikan

Tenggiri itu punya banyak penggemar. Dari ibu rumah tangga yang bikin pepes, warung makan, sampai industri skala besar yang produksi pempek, kerupuk, abon, dll.


Ketika momen-momen kayak:


  • Ramadan (permintaan meningkat buat lauk kering),
  • Idul Fitri,
  • Natal dan Tahun Baru,
  • Musim hajatan,


...harga tenggiri bisa melambung. Supply-nya sih tetap segitu-gitu aja, tapi permintaan naik drastis. Dan ya, hukum pasar klasik berlaku: permintaan naik, harga ikut naik.


Gue pernah bikin kesalahan fatal: pesen tenggiri 10 kilo H-1 Lebaran. Ternyata pas itu, harganya naik hampir 60%. Nyesek banget. Tapi ya itu pelajaran penting—rencanakan stok dari jauh-jauh hari.


4. Jenis Tenggiri: Bukan Semua Tenggiri Sama

Nah, ini nih yang sering bikin bingung. Tenggiri itu bukan cuma satu jenis, dan tiap jenis punya kualitas dan harga beda-beda.


Tenggiri papan (Scomberomorus commerson): ini yang paling banyak dicari. Dagingnya padat dan minim duri. Mahal.


Harga ikan tenggiri bisa beda puluhan ribu tergantung jenisnya. Pernah waktu itu gue dikasih tahu, “Ini tenggiri, Pak,” eh ternyata jenisnya bukan yang biasanya. Pas dimasak, hasilnya agak hancur, kurang enak. Pelajaran: tanya jenisnya dulu sebelum beli. Jangan asal percaya label.


5. Kualitas dan Kesegaran: Ngaruh Banget

Lo pernah nemu tenggiri yang keliatannya utuh tapi baunya udah agak “semriwing”? Gue pernah. Dan bodohnya, tetep dibeli karena harganya murah.


Tapi ya... begitu dimasak, aromanya agak amis lebay, dan teksturnya udah gak kenyal. Nah, ikan tenggiri dengan kualitas bagus (mata bening, insang merah, daging keras) jelas lebih mahal.


Pedagang juga tau itu barang premium. Mereka nggak segan kasih harga tinggi karena tahu pembeli serius tetap bakal beli. Dan konsumen cerdas lebih baik bayar mahal sedikit daripada dapet tenggiri yang cuma bisa dijadikan abon darurat.


6. Kebijakan Pemerintah dan Ekspor: Ini yang Jarang Diperhatikan

Satu hal yang gak disadari banyak orang—kebijakan pemerintah bisa bikin harga tenggiri naik drastis.


Contoh:


  • Pembatasan ekspor tertentu bisa bikin tenggiri lokal lebih melimpah, harga turun.
  • Sebaliknya, kalau ekspor digalakkan (ke Tiongkok, Jepang, dll), pasokan lokal bisa seret → harga naik.


Gue pernah ngobrol sama pedagang ikan di pasar Johar Semarang, dan dia bilang: “Sekarang banyak tenggiri bagus dikirim ke luar negeri, kita kebagian yang sedang-sedang aja.”


Artinya? Harga lokal bisa ngikutin harga internasional, apalagi kalau kualitasnya udah ekspor grade. Nah lho.


7. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah

Mungkin ini terdengar kayak pembahasan ekonomi kelas berat, tapi kenyataannya ngaruh banget.


Kalau kamu beli tenggiri dari distributor besar, harga bisa dipengaruhi kurs USD terutama kalau pakan ikan, es balok, atau BBM yang dipakai masih impor. Saat rupiah melemah, biaya operasional naik → harga ikan juga ikut terdongkrak.


Bahkan kadang nelayan kecil pun kena imbasnya, karena rantai distribusinya saling terhubung.


Jadi, Gimana Cara Ngakalinnya?

Oke, setelah ngalamin semua itu, gue mulai punya strategi pribadi buat menghadapi harga tenggiri yang naik turun kayak roller coaster:


  1. Beli pas musim panen ikan (biasanya awal tahun atau setelah musim hujan lewat).
  2. Langganan sama penjual tetap biar bisa nego atau dikasih info kapan harga bakal naik.
  3. Bandingin harga pasar tradisional vs pasar modern atau online—kadang yang online malah lebih murah kalau ada promo.
  4. Jangan gengsi beli frozen kalau kualitasnya bagus. Banyak tenggiri beku yang justru ditangkap segar dan langsung dibekukan di kapal.
  5. Bikin stok bumbu dasar tenggiri pas dapet harga murah—entah itu pepes setengah jadi atau otak-otak yang bisa dibekuin.


Dan yang paling penting: jangan panik beli kalau harga tiba-tiba naik. Biasanya cuma siklus bulanan. Tunggu sebentar, dan harga bisa turun sendiri.


Kalau kamu punya pengalaman unik soal tenggiri juga, share ya. Siapa tahu, strategi kamu bisa bantu emak-emak (dan bapak-bapak tukang masak) lainnya biar gak boncos tiap beli ikan tenggiri di pasar.


FAQ Tentang Ikan Tenggiri

1. Berapa harga 1 kg ikan tenggiri?

Jawaban jujur: tergantung banget.

Tapi biar ada gambaran, dari pengalaman gue keliling beberapa pasar (dan sambil curi-curi lihat harga di e-commerce), harga ikan tenggiri segar per kilo rata-rata ada di kisaran Rp90.000 sampai Rp160.000. Iya, jomplang, kan?


Harga di pasar tradisional kadang lebih murah, tapi kamu harus jeli—karena bisa aja itu tenggiri jenis batu atau kualitasnya udah agak turun. Sementara kalau kamu belinya di supermarket atau online yang reputasinya bagus, biasanya tenggiri jenis papan premium yang dijual lebih mahal, tapi dagingnya padet dan bersih.


Pro tip: harga bisa lebih murah kalau beli langsung ke nelayan atau tempat pelelangan ikan (TPI), tapi ya, effort-nya lumayan juga sih.


2. Apakah ikan tenggiri mahal?

Kalau dibandingin sama ikan konsumsi lain kayak kembung atau bandeng—ya, tenggiri termasuk mahal. Tapi wajar sih.


Kenapa?


  • Dagingnya padet, durinya dikit, gampang diolah.
  • Banyak dipakai buat olahan khas kayak pempek, otak-otak, sampai kerupuk ikan.
  • Permintaannya tinggi, tapi pasokannya kadang fluktuatif tergantung cuaca dan musim.


Jadi bisa dibilang, tenggiri itu semacam “kelas menengah ke atas”-nya ikan laut. Tapi kalau lagi hoki dan dapet harga murah, rasanya puas banget. Serius.


Dan menurut gue pribadi, kalau kamu pengen masak untuk keluarga dan nyari ikan yang gampang diolah, hemat waktu, dan anak-anak juga suka—worth it kok bayar lebih buat tenggiri.


3. Berapa harga 500 gram ikan tenggiri giling?

Nah, kalau udah masuk ke tenggiri giling, harga bisa makin variatif karena tergantung:


  • Jenis tenggiri yang dipakai (papan atau bukan),
  • Segar atau beku,
  • Campuran atau murni.


Dari pengamatan (dan belanja iseng-iseng), 500 gram tenggiri giling murni biasanya dijual mulai dari Rp45.000 sampai Rp80.000. Tapi hati-hati, banyak juga yang jual dengan campuran ikan lain (kayak gabus atau belida) buat nurunin harga.


Gue pernah ketipu beli yang murah, eh ternyata pas dimasak malah banyak air dan rasanya kurang "nendang". Sejak itu, gue selalu tanya: “Ini murni tenggiri atau campuran, Bu?”


Kalau gak dikasih tahu, mending cari tempat lain deh. Daripada kecewa.


4. Ikan tenggiri giling 1 kilo berapa?

Kalau yang satu ini tinggal dikaliin dua dari poin sebelumnya, ya kan?


Tapi nggak sesimpel itu juga. Karena harga tenggiri giling 1 kilo bisa mulai dari Rp90.000 sampai Rp160.000 tergantung:


  • Kualitas dan jenis ikan,
  • Proses penggilingan (manual atau mesin),
  • Ada tambahan bahan lain atau enggak,
  • Beli di mana (pasar, online shop, toko frozen food, atau distributor).


Gue pernah dapet 1 kg tenggiri giling murni yang super fresh di salah satu toko frozen seafood langganan, harganya Rp120.000 dan teksturnya halus banget, gak bau amis. Tapi pernah juga nemu yang harganya Rp95.000, eh ternyata agak kenyal karena ada campuran sagu dan ikan lain. Duh.


Tips dari gue: kalau buat pempek atau bakso ikan yang premium, mending beli yang murni, sedikit lebih mahal tapi puas. Kalau buat gorengan harian, bisa deh coba yang ekonomis.

OlderNewest

Post a Comment